
Kuningan, UM Kuningan News – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Fakultas Farmasi Kesehatan dan Sains Universitas Muhammadiyah Kuningan (UM Kuningan) menghadirkan perbincangan menarik bersama salah satu dosen dan Sekretaris Program Studi S1 Peternakan, Bapak Ari Abdullah Safari, MPT, guna mengupas lebih dalam seputar dunia peternakan, khususnya tentang domba.
Dalam kesempatan bincang santai di kanal YouTube resmi fakultas, Ari Abdullah Safari yang merupakan lulusan S1 dan S2 Peternakan Universitas Padjadjaran, menceritakan pengalamannya yang luas di dunia peternakan. Termasuk keterlibatannya sebagai Project Officer Petani Milenial Jawa Barat yang mendampingi lebih dari seribu peternak muda di berbagai sektor seperti ayam, sapi, kambing, hingga domba.
Menariknya, beliau mengungkap fakta yang sering disalahpahami masyarakat: "Sate kambing" yang populer di Jawa Barat ternyata kebanyakan menggunakan daging domba.
"Secara fisik, domba dan kambing itu berbeda. Tapi secara kuliner, di Jawa Barat, banyak yang menyebut sate kambing padahal itu dari domba," jelas Pak Ari.
Ia juga menjelaskan bahwa daging domba sebenarnya lebih sehat dan bergizi tinggi, bahkan dibandingkan dengan daging sapi. “Kandungan asam amino daging domba lebih tinggi, yang sangat penting untuk pertumbuhan otot dan jaringan saraf,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, daging domba juga kaya akan zat besi, yang sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil maupun anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Namun, mitos tentang daging domba menyebabkan kolesterol tinggi masih banyak dipercaya. Pak Ari menepis anggapan ini dengan lugas, “Kolesterol tinggi itu bukan semata karena dombanya, tapi karena dua hal: umur hewan yang tua dan cara pengolahan yang salah, seperti digoreng dengan santan dan konsumsi berlebih tanpa aktivitas fisik.”
Menurutnya, idealnya domba untuk konsumsi dipotong saat berumur 1 hingga 1,5 tahun untuk menjaga kadar lemak tetap rendah.
“Kalau dipelihara terlalu tua, otomatis kandungan lemaknya tinggi. Itu yang menyebabkan kolesterol,” tambahnya.
Dari sisi ekonomi, domba juga lebih unggul karena memiliki produktivitas tinggi. “Domba bisa beranak dua hingga tiga kali dalam dua tahun, berbeda dengan sapi yang hanya sekali setahun. Artinya, daging domba lebih mudah disediakan,” jelasnya.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Kuningan (UM Kuningan) memiliki inisiatif untuk lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Edukasi ini sangat penting untuk meluruskan persepsi serta membekali masyarakat dengan ilmu praktis, terutama menjelang momen kurban seperti sekarang ini.
Webinar Edukatif dan Fakta Menarik Seputar Daging Domba
Dalam waktu dekat, Prodi Peternakan UM Kuningan akan menggelar webinar khusus mengenai pengolahan daging domba dan sapi menjelang Idul Adha. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi ajang berbagi ilmu, memperbaiki persepsi masyarakat, dan meningkatkan kemampuan dalam mengolah daging agar lebih higienis, sehat, dan lezat. Bagi masyarakat Kuningan, Jawa Barat, dan seluruh Indonesia, ikuti informasinya dengan follow akun Instagram @prodi_peternakan_UM Kuninganningan dan @ffks_UM Kuninganningan agar tidak ketinggalan update-nya.
Tidak hanya itu, di akun Instagram tersebut juga sering dibagikan fakta-fakta menarik seputar dunia peternakan yang bisa membuka wawasan masyarakat umum dan calon mahasiswa baru.
Tips Memilih Domba Sehat untuk Kurban
Salah satu misi penting dari Prodi Peternakan UM Kuningan adalah memberikan edukasi terkait bagaimana memilih hewan kurban yang baik, sehat, dan sesuai syariat. Berikut ini adalah beberapa tips penting:
1. Lihat Usia
Domba yang ideal untuk dikurbankan berusia minimal 1 tahun. Biasanya, pada usia ini otot dan daging sudah berkembang dengan baik. Ciri fisik yang bisa dilihat adalah pergantian gigi susu ke gigi permanen. Gigi susu cenderung jarang (berongga), sedangkan gigi permanen lebih besar dan rapat.
2. Perhatikan Kesehatan Mata dan Mulut
- Mata: Harus cerah, tidak sayu, tidak ada belek.
- Mulut & Hidung (cungur): Tidak ada luka, sariawan, atau gejala penyakit kulit seperti skabies.
- Jika terlihat lesu atau tidak aktif, ada kemungkinan hewan tersebut sedang sakit.
3. Cek Area Belakang (Dubur)
Pastikan area sekitar dubur bersih. Jika terlihat bekas kotoran menempel, bisa jadi hewan mengalami diare, menandakan sistem pencernaannya bermasalah.
4. Waspada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
- Cek rongga mulut dan bawah lidah, apakah ada ruam merah atau sariawan.
- Lihat kaki dan kuku apakah ada luka atau hewan tampak sulit berdiri. Prodi Peternakan UM Kuningan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskanak) Kabupaten Kuningan untuk melakukan pemeriksaan langsung dan akan memberikan tanda sehat pada hewan yang layak kurban.
Menarik Anak Muda untuk Terjun ke Dunia Peternakan
Salah satu tantangan besar di dunia peternakan adalah menarik minat generasi muda. Banyak yang beranggapan bahwa peternakan itu "kotor" dan "berat". Padahal, di balik pekerjaan yang terlihat konvensional, peternakan menyimpan potensi cuan yang besar dan peluang kerja yang luas.
Produk peternakan seperti daging, telur, dan susu adalah kebutuhan pokok yang permintaannya terus meningkat, seiring pertumbuhan penduduk. Harga daging yang bisa menembus angka Rp100.000–Rp150.000 per kg menunjukkan bahwa nilai ekonomi dari sektor ini sangat tinggi. Bahkan dengan modal satu atau dua indukan domba, dalam waktu singkat peternak bisa menggandakan jumlah ternaknya dan menghasilkan keuntungan signifikan.
Peternakan Zaman Now: Tak Perlu Ngarit Setiap Hari!
Mahasiswa Peternakan di UM Kuningan tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik inovatif. Salah satunya adalah teknik pembuatan pakan awet (silase) yang bisa disimpan hingga satu tahun tanpa mengurangi kandungan nutrisi secara signifikan. Artinya, tidak perlu lagi ngarit setiap hari!
Jadi, jika kamu pemuda-pemudi Kuningan (atau dari mana pun) yang ingin meniti karier yang berkelanjutan, menjanjikan, dan penuh inovasi, peternakan adalah salah satu jalannya. Bergabunglah di Prodi Peternakan UM Kuningan dan jadilah bagian dari generasi yang mencerdaskan, menyehatkan, dan mensejahterakan masyarakat lewat dunia peternakan.
Diskusi ini menjadi edukasi penting bagi masyarakat, khususnya menjelang Idul Adha, untuk lebih mengenal hewan kurban dan memilih daging yang sehat serta bernutrisi tinggi. (TS)